makalah ipv4 dan ipv6
MAKALAH
JARINGAN KOMPUTER DASAR
IPV4 dan IPV6

NAMA : ANGELA JANICE PESHA RAPPUN
NIM : 1329040125
KELAS : PTIK 02
JURUSAN
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI
MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Makalah tentang IPv4 dan IPv6.
Penulis menyadari sepenuhnya masih
banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi isi
maupun penulisannya. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun senantiasa penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini dimasa
yang akan datang.
Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih atas segala bantuan semua pihak sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca
maupun pihak-pihak yang membtuhkan.
Makassar, April 2014
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR
ISI...........................................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang.............................................................................................
B. Rumusan
Masalah........................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian
IPv4...........................................................................................
B. Jenis-jenis
Alamat IPv4...............................................................................
C. Kelas-kelas
Alamat......................................................................................
D. Pengertian
IPv6...........................................................................................
E. Pembahasan
IPv6.........................................................................................
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran............................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Perkembangan
teknologi jaringan komputer dewasa ini semakin pesat seiring dengan kebutuhan
masyarakat akan layanan yang memanfaatkan jaringan komputer. Pada sistem
jaringan komputer, protokol merupakan suatu bagian yang paling penting.Protokol
jaringan yang umum digunakan adalah IPv4, yang masih terdapat beberapa
kekurangan dalam menangani jumlah komputer dalam suatu jaringan yang semakin
kompleks.Telah dikembangkan protokol jaringan baru, yaitu IPv6 yang merupakan
solusi dari masalah diatas.Protokol baru ini belum banyak diimplementasikan
pada jaringan-jaringan di dunia.
Internet Protocol (IP) adalah metode
atau protokol untuk mengirimkan data ke Internet.Setiap komputer (biasanya
disebut host) dalam internet setidaknya harus mempunyai sebuah alamat IP yang
unik yang mengidentifikasikan komputer tersebut terhadap komputer yang lainnya.
Ketika anda mengirimkan atau menerima data (contoh : email atau website), pesan
akan dibagi-bagi menjadi beberapa paket. Setiap paket berisikan IP pengirim dan
IP penerima. Gateway yang menerimanya akan langsung mem-forward ke tujuan
melalui jalur terbaik yang ditemukan sambil mengingat IP pengirim dan penerima.
Karena pesan tersebut terbagi-bagi dalam paket dan bisa jadi diterima tidak
secara berurutan di tujuan, IP tidak akan pernah memperhatikan, hanya
mengirimkan saja. TCP (Transmission Control Protocol) nantinya yang akan
meletakkannya dalam urutan yang benar. Karena begitu banyaknya pengguna dari
Internet Protokol,maka lambat laun akan habis pula ketersediaan IPV4 yang digunakan
saat ini, maka saat nya untuk menambah dengan mengganti menjadi IPV6.
B. RUMUSAN MASALAH
A. Apa
itu IPv4?
B. Apa
saja jenis-jenis IPv4?
C. Apa
itu IPv6?
D. Apa
sajakah materi tentang IPv6?
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN IPv4
IPv4
adalah IP yang saat ini digunakan dalam jaringan dan internet.IPv4 dikembangkan
pada awal 70-an untuk memfasilitasi komunikasi dan sharing informasi antara
peneliti pemerintah dan pihak akademik di Amerika.Pada saat itu, sistem IP
hanya menggunakan jumlah perangkat yang terbatas dan para peneliti tidak
membayangkan kebutuhan seperti keamanan atau QoS.Walaupun begitu IPv4 bisa
bertahan sampai 30 tahun dan telah menjadi bagian yang terintegrasi dalam
revolusi internet. Tapi sehebat apapun sebuah sistem dibuat pasti akan dimakan
usia dan suatu saat akan tidak digunakan lagi. Hal itulah yang terjadi dengan
IPv4.
Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis
pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang
menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis
dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya
4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256
(didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai
maksimal dari alamt IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai
dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296
host, bila host yang ada di seluruh dunia melebihi kuota tersebut maka
dibuatlah IP versi 6 atau IPv6.
Contoh alamat IP versi 4 adalah192.168.0.3.
Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi
desimal bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat
buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya
berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun
begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai).
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet
mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:
·
Network
Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan
khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada.
Dalam banyak kasus, sebuah alamat network identifier adalah sama dengan segmen jaringan fisik dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router IP. Meskipun demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan logis terdapat di dalam sebuah segmen jaringan fisik yang sama dengan menggunakan sebuah praktek yang disebut sebagai multinetting. Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama.Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah Internetwork. Jika semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak dikonfigurasikan dengan menggunakan network identifier yang sama, maka terjadilah masalah yang disebut dengan routing error.
Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.
Dalam banyak kasus, sebuah alamat network identifier adalah sama dengan segmen jaringan fisik dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router IP. Meskipun demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan logis terdapat di dalam sebuah segmen jaringan fisik yang sama dengan menggunakan sebuah praktek yang disebut sebagai multinetting. Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama.Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah Internetwork. Jika semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak dikonfigurasikan dengan menggunakan network identifier yang sama, maka terjadilah masalah yang disebut dengan routing error.
Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.
·
Host Identifier/HostID atau Host
address (alamat host) yang
digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa
workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP)
di dalam jaringan. Nilai host
identifier tidak boleh
bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier/segmen
jaringan di mana ia berada.
B.
JENIS
JENIS ALAMAT IPv4
Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
·
Alamat Unicast, merupakan alamat
IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah Internetwork IP. Alamat unicastdigunakan dalam
komunikasi point-to-point atau one-to-one.
·
Alamat Broadcast, merupakan alamat
IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama.
Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.
·
Alamat Multicast, merupakan alamat
IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen
jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.
C.
KELAS
KELAS ALAMAT
Dalam RFC 791, alamat IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet
pertamanya, seperti terlihat pada tabel. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas
IP versi 4 adalah pola biner yang terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah
bit-bit awal/high-order bit), tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan
lebih cepat diingat dengan menggunakan representasi desimal.
Kelas Alamat
IP
|
Digunakan
oleh
|
||
Kelas A
|
1–126
|
0xxx xxxx
|
|
Kelas B
|
128–191
|
10xx xxxx
|
|
Kelas C
|
192–223
|
110x xxxx
|
Alamat unicast untuk jaringan skala kecil
|
Kelas D
|
224–239
|
1110 xxxx
|
Alamat multicast (bukan alamat unicast)
|
Kelas E
|
240–255
|
1111 xxxx
|
Direservasikan;umumnya digunakan
sebagai alamat percobaan (eksperimen); (bukan alamat unicast)
|
· Kelas A
Alamat-alamat kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.
· Kelas B
Alamat-alamat kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.
· Kelas C
Alamat IP kelas C
digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet
pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan
membentuk sebuah network
identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini
memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap
network-nya.
· Kelas D
Alamat IP kelas D
disediakan hanya untuk alamat-alamat IP
multicast, namun berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu
diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang
dapat digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini,
lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4.
· Kelas E
Alamat IP kelas E
disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau
percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama
selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang
dapat digunakan untuk mengenali host.
Kelas Alamat
|
Nilai oktet
pertama
|
Bagian untuk Network Identifier
|
Bagian untuk Host Identifier
|
Jumlah
jaringan maksimum
|
Jumlah host dalam satu jaringan maksimum
|
Kelas A
|
1–126
|
W
|
X.Y.Z
|
126
|
16,777,214
|
Kelas B
|
128–191
|
W.X
|
Y.Z
|
16,384
|
65,534
|
Kelas C
|
192–223
|
W.X.Y
|
Z
|
2,097,152
|
254
|
Kelas D
|
224-239
|
Multicast IP
Address
|
Multicast IP
Address
|
Multicast IP
Address
|
Multicast IP
Address
|
Kelas E
|
240-255
|
Dicadangkan; eksperimen
|
Dicadangkan; eksperimen
|
Dicadangkan; eksperimen
|
Dicadangkan; eksperimen
|
·
Catatan: Penggunaan kelas
alamat IP sekarang tidak relevan lagi, mengingat sekarang alamat IP sudah tidak
menggunakan kelas alamat lagi. Pengemban otoritas Internet telah melihat dengan
jelas bahwa alamat yang dibagi ke dalam kelas-kelas seperti di atas sudah tidak
mencukupi kebutuhan yang ada saat ini, di saat penggunaan Internet yang semakin
meluas. Alamat IPv6 yang baru sekarang tidak menggunakan kelas-kelas seperti
alamat IPv4. Alamat yang dibuat tanpa memedulikan kelas disebut juga dengan classless address.
Kelebihan IPv4
- Tidak mensyaratkan ukuran paket pada link-layer dan harus bisa menyusun kembali paket berukuran 576 byte.
- Pengelolaan rute informasi yang tidak memerlukan seluruh 32 bit tersebut, melainkan cukup hanya bagian jaringannya saja, sehingga besar informasi rute yang disimpan di router, menjadi kecil. Setelah address jaringan diperoleh, maka organisasi tersebut dapat secara bebas memberikan address bagian host pada masing-masing hostnya.
Kekurangan IPv4
- Panjang alamat 32 bit (4bytes).
- Dikonfigurasi secara manual atau DHCP IPv4.
- Dukungan terhadap IPSec opsional.
- Fragmentasi dilakukan oleh pengirim dan pada router, menurunkan kinerja router.
- IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat). IPv4, meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar, pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat, karena ada beberapa limitasi, sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa ratus juta saja.
D.
PENGERTIAN
IPv6
IPv6 (Internet Protocol version 6) adalah protokol internet generasi baru yang menggantikan protokol versi sebelumnya
(IPv4). IPv6 dikembangkan oleh Internet
Engineering Task Force (IETF).
Tujuan utama diciptakan IPv6 karena keterbatasan ruang alamat di IPv4 yang
hanya terdiri dari 32 bit.
Internet Versi Protokol 6 disingkat ke IPV6. Versi yang
sebelumnya Internet Protokol adalah versi 4 ( dikenal sebagai IPV4).
IPV6 adalah suatu versi IP baru yang mana dirancang
untuk;menjadi suatu langkah evolusiner dari IPV4. Ini merupakan suatu kenaikan
alami ke IPV4. Ini dapat diinstall sebagai perangkat lunak yang dapat diupgrade
normal di peralatan internet dan interoperable dengan IPV4 yang sekarang
.Strategi Penyebaran nya dirancang untuk tidak mempunyai flagdays atau
ketergantungan lainnya. IPV6 dirancang untuk menjalankan dengan baik pada
jaringan capaian tinggi ( e.g. Gigabit Ethernet, OC-12, ATM, dll.) dan pada
waktu yang sama tetap efisien untuk jaringan bandwitch rendah ( e.g.
tanpa kawat).
Sebagai
tambahan, itu menyediakan suatu platform untuk internet kemampuan baru
yang akan diperlukan di masa dekat mendatang.IPV6 meliputi suatu mekanisme
transisi yang mana dirancang untukmengijinkan para pemakai untuk
mengadopsi dan menyebar IPV6 di dalam menghamburkan pertunjukan yang
tinggi dan untuk menyediakan interoperabilas langsung antara IPV4 dan IPV6
hosts. Transisi suatu versi baru Internet Protokol harus incremental,
dengan sedikit atau tidak ada kritis interdependencies, jika itu adalah untuk
berhasil. IPV6 transisi mengijinkan para pemakai [itu] untuk mengupgrade hosts
mereka ke IPV6, dan operator jaringan untuk menyebar IPV6 di penerus,
dengan sangat kecil koordinasi antara keduanya.
Arsitektur IPv6
IPv6 memiliki beberapa fitur yang
mampu mengantisipasi perkembangan aplikasi masa depan dan mengatasi kekurangan
yang dimiliki pendahulunya, yaitu IPv4. IPv6 dirancang sebagai perbaikan dari
IPv4.adapun format header dari IPv6 sendiri adalah sebagai berikut :
Field-field pada header IPv6 dapat
dijelaskan secara singkat sebagai berikut :
1. Version : field 4 bit yang
menunjukkan versi Internet Protokol, yaitu 6.
2. Prior : field 4 bit yang menunjukkan
nilai prioritas. Field ini memungkinkan pengirim paket mengidentifikasi
prioritas yang diinginkan untuk paket yang dikirimkan, relatif terhadap
paket-paket lain dari pengirim yang sama.
3. Flow Label : field 24 bit yang
digunakan oleh pengirim untuk memberi label pada paket-paket yang membutuhkan
penanganan khusus dari router IPv6, seperti quality of service yang bukan
default, misalnya service-service yang bersifat real-time.
4. Payload Length : field berisi 16 bit
yang menunjukkan panjang payload, yaitu sisa paket yang mengikuti header IPng,
dalam oktet.
5. Next Header : field 8 bit yang
berfungsi mengidentifikasi header berikut yang mengikuti header IPv6 utama.
6. Hop Limit : field berisi 8 bit
unsigned integer. Menunjukkan jumlah link maksimum yang akan dilewati paket
sebelum dibuang. Paket akan dibuang bila Hop Limit berharga nol.
7. Source Address : field 128 bit,
menunjukkan alamat pengirim paket.
8. Destination Address : field 128 bit,
menunjukkan alamat penerima paket.
Tipe pengalamatan pada IPv6
IPv6 memiliki panjang alamat sebesar
128 bit.Adapun penulisannya sedikit berbeda dibanding dengan pada IPv4. Cara
penulisan pada IPv6 adalah sebagai berikut:
1. Format penulisan biasa ditulis
X:X:X:X:X:X:X:X, dimana X adalah nilai heximal yang terdiri 16 bit.
2. Tanda “::” menunjukkan urutan bit
nol yang berurutan sepanjang 16 bit, biasa digunakan untuk memadatkan
penulisan. Hanya boleh digunakan sekali dalam 1 penulisan alamat IPv6.
Representasi tipe alamat IPv6 terbagi atas beberapa macam. Hal ini berdasarkan
RFC 3513. Representasi tipe alamat IPv6 diindikasikan dengan bit-bit awal yang
berada dalam alamat IPv6 (format prefix). Inisialisasi alokasi prefix adalah
sebagai berikut :
·
Unspecified dengan notasi ::/128
·
Loopback dengan notasi ::1/128
·
Multicast dengan notasi FF00::/8
·
Link local unicast dengan notasi FE80::/8
·
Site local unicast dengan notasi FEC0::/8
·
Global unicast
Pada prinsipnya, format header
alamat IPv6 menyederhanakan format header pada alamat IPv4. Berikut adalah
perbandingan antara format header IPv4 dan IPv6, akan tampak bahwa ada field
yang di tambah, dikurangi dan juga diganti.
Kelebihan IPv6 dibandingkan dengan IPv4 antara lain:
·
Stateless
address autoconfiguration (SLAAC),
IPv6 dapat membuat alamat sendiri tanpa bantuan DHCPv6.
·
Pengiriman paket
yang lebih sederhana dan efisien.
Perbandingan Ipv4
dengan Ipv6
Ipv6 memiliki keunggulan atau Kelebihan IPv6 dengan IPv4 antara
lain:
- Ruang alamat yang lebih besar yaitu
128 bit.
- Pengalamatan multicast yaitu
pengiriman pesan ke beberapa alamat dalam satu group.
- Stateless address autoconfiguration
(SLAAC), IPv6 dapat menggenerate alamat sendiri tanpa bantuan DHCP
- Keamanan lebih bagus dengan adanya
default sekuriti IPSec.
- Pengiriman paket yang lebih sederhana
dan efisien.
- Dukungan mobilitas dengan adanya
mobile Ipv6
Berikut
adalah perbedaan antara IPv4 dan IPv6 menurut Kementerian Komunikasi dan
Informatika(Kominfo):
Fitur
IPv4: Jumlah alamat menggunakan 32 bit sehingga jumlah alamat unik yang didukung terbatas 4.294.967.296 atau di atas 4 miliar alamat IP saja. NAT mampu untuk sekadar memperlambat habisnya jumlah alamat IPv4, namun pada dasarnya IPv4 hanya menggunakan 32 bit sehingga tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan internet dunia.
IPv6: Menggunakan 128 bit untuk mendukung 3.4 x 10^38 alamat IP yang unik. Jumlah yang masif ini lebih dari cukup untuk menyelesaikan masalah keterbatasan jumlah alamat pada IPv4 secara permanen.
Fitur
IPv4: Jumlah alamat menggunakan 32 bit sehingga jumlah alamat unik yang didukung terbatas 4.294.967.296 atau di atas 4 miliar alamat IP saja. NAT mampu untuk sekadar memperlambat habisnya jumlah alamat IPv4, namun pada dasarnya IPv4 hanya menggunakan 32 bit sehingga tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan internet dunia.
IPv6: Menggunakan 128 bit untuk mendukung 3.4 x 10^38 alamat IP yang unik. Jumlah yang masif ini lebih dari cukup untuk menyelesaikan masalah keterbatasan jumlah alamat pada IPv4 secara permanen.
Routing
IPv4: Performa routing menurun seiring dengan membesarnya ukuran tabel routing. Penyebabnya pemeriksaan header MTU di setiap router dan hop switch.
IPv6: Dengan proses routing yang jauh lebih efisien dari pendahulunya, IPv6 memiliki kemampuan untuk mengelola tabel routing yang besar.
Mobilitas
IPv4: Dukungan terhadap mobilitas yang terbatas oleh kemampuan roaming saat beralih dari satu jaringan ke jaringan lain.
IPv6:
Memenuhi kebutuhan mobilitas tinggi melalui roaming dari satu jaringan ke
jaringan lain dengan tetap terjaganya kelangsungan sambungan. Fitur ini
mendukung perkembangan aplikasi-aplikasi.
Keamanan
IPv4: Meski umum digunakan dalam mengamankan jaringan IPv4, header IPsec merupakan fitur tambahan pilihan pada standar IPv4.
Keamanan
IPv4: Meski umum digunakan dalam mengamankan jaringan IPv4, header IPsec merupakan fitur tambahan pilihan pada standar IPv4.
IPv6: IPsec dikembangkan sejalan dengan IPv6. Header IPsec menjadi fitur wajib dalam standar implementasi IPv6.
Ukuran header
IPv4: Ukuran header dasar 20 oktet ditambah ukuran header options yang dapat bervariasi.
IPv6: Ukuran header tetap 40 oktet. Sejumlah header pada IPv4 seperti Identification, Flags, Fragment offset, Header Checksum dan Padding telah dimodifikasi.
Header Checksum
IPv4: Terdapat header checksum yang diperiksa oleh setiap switch (perangkat lapis ke 3), sehingga menambah delay.
IPv6: Proses checksum tidak dilakukan di tingkat header, melainkan secara end-to-end. Header IPsec telah menjamin keamanan yang memadai
Fragmentasi
IPv4: Dilakukan di setiap hop yang melambatkan performa router. Proses menjadi lebih lama lagi apabila ukuran paket data melampaui Maximum Transmission Unit (MTU) paket dipecah-pecah sebelum disatukan kembali di tempat tujuan.
IPv4: Dilakukan di setiap hop yang melambatkan performa router. Proses menjadi lebih lama lagi apabila ukuran paket data melampaui Maximum Transmission Unit (MTU) paket dipecah-pecah sebelum disatukan kembali di tempat tujuan.
IPv6: Hanya dilakukan oleh host yang mengirimkan paket data. Di samping itu, terdapat fitur MTU discovery yang menentukan fragmentasi yang lebih tepat menyesuaikan dengan nilai MTU terkecil yang terdapat dalam sebuah jaringan dari ujung ke ujung.
Configuration
IPv4: Ketika sebuah host terhubung ke sebuah jaringan, konfigurasi dilakukan secara manual.
IPv6: Memiliki fitur stateless auto configuration dimana ketika sebuah host terhubung ke sebuah jaringan, konfigurasi dilakukan secara otomatis.
Kualitas Layanan
IPv4: Memakai mekanisme best effort untuk tanpa membedakan kebutuhan.
IPv6: Memakai mekanisme best level of effort yang memastikan kualitas layanan. Header traffic class menentukan prioritas pengiriman paket data berdasarkan kebutuhan akan kecepatan tinggi atau tingkat latency tinggi.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
IPv4
yang merupakan pondasi dari Internet telah hampir mendekati batas akhir dari
kemampuannya, dan IPv6 yang merupakan protokol baru telah dirancang untuk dapat
menggantikan fungsi IPv4. Motivasi utama untuk mengganti IPv4 adalah karena
keterbatasan dari panjang addressnya yang hanya 32 bit saja serta tidak mampu
mendukung kebutuhan akan komunikasi yang aman, routing yang fleksibel maupun
pengaturan lalu lintas data. Keunggulan IPv6 dibandingkan dengan IPv4
diantaranya yaitu setting otomatis stateless dan statefull.Kemudian, dasar
migrasi / perubahan dari Ipv4 ke Ipv6 diantaranya kapasitas perluasan alamat,
penyederhanaan format header, option dan extension header, kemampuan pelabelan
aliran paket serta autentifikasi dan kemampuan privasi. Untuk mengatasi kendala
perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin terselenggaranya komunikasi
antara pengguna IPv4 dan pengguna IPv6, maka dibuat suatu metode Hosts – dual
stack serta Networks – Tunneling pada hardware jaringan, misalnya router dan
server
B. SARAN
Penggunaan
ip pada dasarnya merupakan pilihan dari seorang programer jaringan mana yang
paling disukai untuk digunakan, tapi jika memang harus beralih kepada sesuatu
yang lebih bagus dan maju kenapa tidak di coba
DAFTAR PUSTAKA
Makasi Gan sangat membantu saya yang baru belajar ip ne bag,,,
ReplyDeleteizin copy, salam orange...
ReplyDeleteijin copas kak :)
ReplyDeletemaksih sangat membantu
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete